Selasa, 15 Januari 2013

Sifat Kelarutan Zat dan Analisis Unsur


Sifat Kelarutan Zat dan Analisis Unsur
 
 
 

Disusun Oleh:

1.     Sekar Arum Puspitasari        (112210101008)
         2.     Kadek Cahya Kusuma Dewi          (112210101023)
 3.     Dessy Pradesyawati                (112210101030)
4.     Yeni Nur Cahyani                  (112210101033)
5.     Pratama Putra Ramadhan    (112210101045)
         6.     Rahma Fatdriyah                            (112210101063)
7.     Nurul Faridah                        (112210101064)
8.     Binar Indah Marwati            (112210101068)
9.     Defitri Trimardani                 (112210101075)
 10.   Nuraini Agustin                     (112210101077)
 11.   Oktavia Catur Xenograf       (112210101078)

Fakultas Farmasi
Universitas Jember
2012






BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Larutan adalah larutan yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebh sedikit disebut zat terlarut, sedangkan yang jumlahnya lebih banyak disebut zat pelarut. Kelarutan dari zat yaitu jumlah maximum yang terlarut yang larut dalam sejumlah tertentu. Dalam konteks kualitatif, ada zat-zat yang dapat larut, sedikit larut atau tidak larut. Zat yang dikatakan tidak larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat tetapi daya larutnya tidak sama.
Letinen mengusulkan empat jenis pelarut, pelarut empriotik mempunyai sifat asam maupun sifat basa seperti halnya air. Mereka mengalami otoprotolisisi dan derajat sampai dimana reaksi berlangsung sempurna yang merupakan fungsi dari reaksi ini. Sebagian seperti etanol dan metanol memiliki sifat asam basa yang mirip dengan air dan bersama dengan air disebut sebagai pearut netral. Lainnya disebut pelarut asam, seperti asam asetat, asam format, dan asam sulfat adalah asam basa yang jauh lebih lemah daripada air. Pelarut basa seperti ammonia cair dan etildiamina mempunyai yang lebih besar dan kesamaan yang jauh lebih kecil daripada keasaman daripada air.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana sifat kelarutan suatu zat terhadap pelarut tertentu?
1.2.2        Bagaimana cara mengidentifikasi adanya unsur-unsur C, H, N, S, dan unsur golongan halogen pada suatu senyawa?

1.3  Tujuan
1.3.1        Mahasiswa dapat memahami sifat kelarutan suatu zat terhadap pelarut tertentu
1.3.2        Mahasiswa mengetahui cara mengidentifikasi adanya unsur-unsur C, H, N, S, dan unsur golongan halogen pada suatu senyawa






BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sifat Kelarutan Zat
Ø Larut dalam air
Senyawa heteropolar, garam-garam dan gula

Ø  Larut dalam air dan eter
·      C H O         : Asam, anhidrida, aldehida, keton, dan fenol
·      C H O N     : Amina dan nitril alifatik
·      C H O Hal  : Asam halida dan halogen asam

Ø  Larut dalam air, tak larut dalam eter
·      C H O        : Glikol, poli-alkohol, asam hidroksi, asam poli basa, dan karbohidrat
·      C H O N     : Amida dan asam amino
·      C H O S      : Asam dan garam sulfonat

Ø  Larut dalam 5 % NaOH
·      C H O         : Asam, fenol, dan enol
·      C H O N    : Barbiturat, imida, asam nitro, nitrofenol, asam halogeno, fenol-halogen, dan asam halide
·      C H O S     : Sulfonamida dan asam aminosulfat
·      C H O N S : Sulfonamida dan asam aminosulfat
·      C H O S     : Tiofenol dan merkaptan
·      C H O Hal  : Asam halogeno, fenol-halogen, dan asam halide

Ø  Larut dalam HCl encer
·      C H O N    : Amina dan hidrazina

Ø  Larut dalam asam sulfat pekat (dengan atau tanpa reaksi)
·      C H O        : Alkohol tinggi, aldehid, anhidrid, ester, keton, eter, hidrokarbon tak jenuh
·      C H O N    : Senyawa nitro dan amina tinggi
·      C H O S     : Sulfonamida, amida sekunder, dan senyawa mengandung S
·      C H O N S : Sulfonamida amina sekunder
·      C H O Hal  : Alkil halida dan turunan halogen

Ø  Tidak larut dalam asam sulfat pekat
·      C H O        : Hidrokarbon asiklis dan siklis serta hidrokarbon aromatic
·      C H O Hal  : Turunan halogen senyawa hidrokarbon tersebut

2.2 Analisis Unsur
Ø Unsur Karbon (C)
Percobaan Penfield :
            0,5 gram zat ditambah 50 mg PbCrO4/CuO, panaskan. Gas yang terbentuk dialirkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air kapur. Adanya unsur karbon (C) akan menimbulkan kekeruhan pada air kapur.

Ø Unsur Hidrogen (H)
Percobaan Penfield :
            0,5 gram zat ditambah 50 mg PbCrO4/CuO, panaskan. Gas yang terbentuk dialirkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air kapur. Adanya unsur hidrogen (H) akan menimbulkan tetes-tetes air pada dinding tabung reaksi.
Ø Unsur Nitrogen (N)
Percobaan Kjedahl :
            10 mg zatditambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, panaskan sampai tidak berwarna (jernih). Dinginkan dengan penambahan 1 ml air, kemudian dibasakan. Adanya unsur nitrogen (N) akan menimbulkan endapan coklat bila ke dalam larutan tersebut ditambah beberapa tetes pereaksi Nessler.

Ø Unsur Halogen (F, Cl, Br, I, At)
Percobaan Beilstein :
            Serbuk/larutan zat diteteskan pada ujung kawat Cu, kemudian dipanaskan pada nyala Bunsen. Adanya unsur halogen (F, Cl, Br, I, At) akan ditunjukkan oleh adanya nyala hijau kebiruan.

Ø Unsur Nitrogen (N)
Percobaan Faraday :
100 mg zat dalam tabung reaksi dicampur dengan serbuk CaO. Mula-mula dipanaskan perlahan dengan api kecil, lama-lama suhu dinaikkan sampai pijar kemudian didinginkan. Asbes dipasang dekat ujung tabung dan di atasnya dipasang lakmus merah yang basah. Jika ada N, (maka ada NH3) maka kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru

Catatan :
§  Untuk senyawa yang mudah menguap, dipakai tabung yang lebar. CaO dipijar terlebih dahulu dalam tabung itu lalu ketika panas zat dimasukkan (50 mg atau = 1 tetes).



Percobaan Lassaigne :
            Dalam tabung reaksi dimasukkan sepotong logam Na dan sedikit zat. Mula-mula dipanaskan perlahan pada api kecil, Na mulai meleleh dan tercampur baik dengan zat (tabung dimiringkan agar Na yang meleleh dapat bercampur baik dengan zat). Perlahan-lahan api dibesarkan sampai akhirnya dipijar sampai merah selama ± 10-15 menit.
Tabung didinginkan dan ditambahkan 1 ml air, aduk, didihkan sebentar dan akhirnya disaring dengan kertas saring. Filtrat harus jernih, bila tidak jernih berarti destruksi tidak sempurna dan harus diulang lagi. Filtrat ini disebut filtrat Lassaigne dan dipakai umtuk penentuan selanjutnya.

Catatan :
§  Dengan pemijaran yang cukup lama kelebihan logam Na diubah menjadi Na2O sehingga tidak berbahaya kalau kena air.
§  Bila disamping C, N, ada S, kemungkinann terbentuk CNS yang akan menggangu penentuan N. untuk menghindarkannya, dipakai logam Na berlebih.
Ø Unsur Sulfur (S) dan Fosfor (P)
Percobaan Castellana :
Percobaan ini memakai prosedur yang sama dengan percobaan Lassaigne, bedanya percobaan ini yang dipakai untuk mendestruksi bukan logam Na, tetapi campuran antara Mg dan Na2CO3 dengan perbandingan 1 : 2. Keuntungan cara ini adalah selain prosesnya lebih cepat, reaksi juga tidak seberbahaya cara Lassaigne karena tidak menggunakan logam Na yang meledak jika bercampur dengan air. Uji ini dapat dipakai untuk memeriksa unsur S dan N dengan cara yang sama seperti cara Lassaigne.








BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Kelarutan zat dalam pelarut tertentu dapat dipakai sebagai petunjuk pendahuluan analisis kualitatif
3.1.2 Sifat kelarutan zat pada pelarut tertentu antara lain :
Ø a. Larut dalam air
Senyawa heteropolar, garam-garam dan gula

Ø  b. Larut dalam air dan eter
Beberapa senyawa
·      C H O , C H O N, C H O Hal       

Ø  Larut dalam air, tak larut dalam eter
Beberapa senyawa
·      C H O, C H O N, C H O S           
Ø  Larut dalam 5 % NaOH
Beberapa senyawa
·      C H O, C H O N, C H O S, C H O N S, C H O S, C H O Hal    
Ø Larut dalam HCl encer
Beberapa senyawa
·      C H O N   
Ø Larut dalam asam sulfat pekat (dengan atau tanpa reaksi)
Beberapa senyawa
·      C H O, C H O N, C H O S, C H O N S, C H O Hal        
Ø Tidak larut dalam asam sulfat pekat
Beberapa senyawa
·      C H O, C H O Hal
3.2 Beberapa unsur dapat dianalisis dengan percobaan-percobaan tertentu.
a.     Unsur Karbon (C) dan unsur Hidrogen (H) melalui Percobaan Penfield
l Adanya unsur karbon (C) akan menimbulkan kekeruhan pada air kapur
l Adanya unsur hidrogen (H) akan menimbulkan tetes-tetes air pada dinding tabung reaksi
b.    Unsur Nitrogen (N) melalui Percobaan Kjedahl
Adanya unsur nitrogen (N) akan menimbulkan endapan coklat bila ke dalam larutan tersebut ditambah beberapa tetes pereaksi Nessler
c.     Unsur Halogen (F, Cl, Br, I, At) melalui Percobaan Beilstein
Adanya unsur halogen (F, Cl, Br, I, At) akan ditunjukkan oleh adanya nyala hijau kebiruan
d.    Unsur Nitrogen (N) melalui :
1.                   Percobaan Faraday
l Adanya unsur Nitrogen (N) (maka ada NH3) maka kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru.
2.                   Percobaan Lassaigne
e.     Unsur Sulfur (S) dan Fosfor (P) melalui Percobaan Castellana






DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/44731049/LAPORAN-KIMOR-I [10 April 2012]
Anonim. 2010. Pemeriksaan Atas Unsur-Unsur Non Logam. http://filzahazny.wordpress.com/2008/09/28/pemeriksaan-atas-unsur-unsur-non-logam/ [10 April 2012]
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga.
Drs. Parlan, M.Si. 2003. KimiaOrganik I. Malang : JICA.
Day dan Underwood. 2001.  Analisis Kimia Kualitatif  Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Anonim. 2010.  Analisis Kualitatif Unsur-Unsur Dalam Senyawa Organik. http://www.chem-is-try.org.com [10 April 2012]. 
Keenan, Charles, dkk. 2005. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar