Selasa, 18 Desember 2012


 





Jamur Halotoleran “Aspergillus Variecolor”

MAKALAH ILMIAH





Disusun
14 Mei 2012


Oleh
1.      Ni Putu Pertiwi (112210101029)
2.      Dessy Pradesyawati (112210101030)
3.      Mohammad Sulton Habibi (112210101031)
4.      Imamah Listiya A. (112210101032)
5.      Yeni Nurcahyani (112210101033)






BAGIAN BIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER
2012


RINGKASAN

































DAFTAR ISI

                                                                                                                                              hal
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………..      i
RINGKASAN ………………………………………………………………………….     ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….......                   iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………..                   iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………..                   v
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………    vi
JAMUR HALOTOLERAN “Aspergillus variecolor
1.       Taksonomi Aspergillus variecolor ………………………………..................
2.       Spesifikasi Aspergillus variecolor …………………………………………...     
3.       Aspergillus variecolor dalam Kehidupan Manusia…………………………...     
PETA KONSEP ………………………………………………………………………..     
BIODATA KELOMPOK……………………………………………………………….    
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………………..

















DAFTAR GAMBAR

                                                                                                                                              hal
3.1























DAFTAR LAMPIRAN

                                                                                                                                              hal
A.           Kuman-kuman yang kebalterhadapantibiotika ………………………………… 
B.            Antibiotik-antibiotik yang mememicukekebalankuman ……………………….
C.            PolaresistensiEscerichia coli terhadapantibiotik ………………………………
D.           Polaresistensi Pseudomonas terhadapantibiotik ……………………………….
E.            Polaresistensi Staphylococcus terhadapantibiotik ……………………………..  
F.             Jurnal-jurnalpendukungmakalahilmiah…………………………………………

HALOTOLERAN “Aspergillus variecolor

1.      Taksonomi Aspergillus variecolor
Aspergillus variecolor tergolong kingdom Fungi, Divisio/filum Ascomycota, Ordo Eurotiales, Famili Trichocomaceae, Genus Aspergillus, dan spesiesnya yaitu Aspergillus variecolor.  Aspergillus variecolor merupakan jamur yang tergolong kapang ( Mold).
1.1  Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Anggota fungi adalah  jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami. Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam. Fungi diklasifikasikan menjadi 6 klasifilasi yaitu: Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, Deuteromycota, Mikoriza, Lumut Kerak
1.2  Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya ( kantung kecil ) yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota. Perkembang biakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan askospona melalui beberapa tahap, yaitu:
·           Perkawinan ( kopulasi ) antara gametangium jantan dan gametangium betina.
·           Bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut dengan plasmolisis.
·           Bersatunya inti yang berasal dan gametangium yang disebut dengan kariogami.
Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lhichenes ( lumut kerak ). Namun, Ascomycota kebanyakan hidup sebagai saprofit.  Kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi, dilanjutkan dengan pembentukan askospora secara endogen menurut pembentukan sel bebas.
1.3  Aspergillus
Konidiospora tidak bercabang,  muncul dari sel kaki dan berakhir sebagai fesikel yang menyebabkan munculnya sterigmata berbentuk botol. Rantai-rantai konidia terbentuk pada sterigmata sekunder (cabang-cabang sterigmata primer). Pada beberapa spesies kepalanya berbentuk bola, pada spesies lain penataan sterigmatanya memberikan penampilan seperti kipas atau silinder. Beberapa spesies menghasilkan askospora, bila dibentuk ada 8 askospora berbentuk bundar sampai lonjong didalam askus. Askus-askus tersebut tertata secara tidak beraturan diseluruh peritesium. Sporanya berwarna-warni, dan karena itulah jamur mempunyai warna khas masing-masing Identifikasi spesies Aspergillus dapat dilakukan berdasarkan warna koloni jamur yang tumbuh pada agar SDA.

2.      Spesifikasi Aspergillus variecolor
2.1  Penemuan Aspergillus variecolor
Sejarah Aspergillus variecolor rumit dan menggambarkan sedikit kekacauan tata nama di kelompok Aspergillus dan Penicillium. Berkeley ar.d Broome pada tahun 1857 pertama kali menjelaskan Aspergillus Variecolor sebagai sebuah Gasteromycete atau lumut (Thom & Raper, 1945) dan menyebutnya Emericella variecolor.
2.2  Ciri – ciri Aspergillus variecolor
Aspergillus variecolor diselidiki oleh  Thom dan Raper dalam suatu penelitian. Aspergillus variecolor memiliki karakteristik pendek, sebuah cleistothecium mengandung warna merah ungu/merah lembayung, berdinding,  besar, tebal, dan bulat. Ciri khas dari Aspergillus variecolor adalah ascospore dengan puncak-puncak ekuatorial yang luas yangmemberikan penampilan seperti spora bintang.
Struktur Formula dari Aspergillus variecolor dapat dilihat di bawah ini,
Aspergillus variecolor merupakan jamur dengan sifat halotoleran dimana halotoleran disini berarti suatu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa garam (Fardiaz 1992). Aspergillus variecolor  merupakan jamur laut yang mampu hidup di laut dengan kadar garam tertentu. Oleh karena itu Aspergillus variecolor  bisa dibiakkan berdasarkan Potato Dextrose agar-agar miring yang mengandung 10% NaCl dan disimpan pada suhu 4 ° C.
Aspergillus variecolor termasuk jenis jamur kapang. Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa . Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual . Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1 – 10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.

2.3  Pengembangbiakan Aspergillus Variecolor
Media Pertumbuhan aspergillus variecolor mengandung glukosa 10%, 0,43% di-amonium tartrat dan ekstrak wortel 400g per liter kaldu yang dapat meningkatkan pertumbuhan miselium sebesar 50% yang selanjutnya mengakibatkan peningkatan dengan hasil 36,8% dari mentah santon dan manitol 29,5% produk metabolisme Aspergillus variecolor. Variecolor dapat dikembangkan dalam media tertentu. Di bawah ini merupakan salah satu cara pengembangbiakan dari Aspergillus variecolor.
Aspergillus variecolor dan diinkubasi pada 27 ° C selama dua minggu. Setelah inkubasi tersebut,  isi termos disaring, miselium dipisahkan, dicuci dan dikeringkan dalam oven untuk konstan berat di 55oC, pada sebelumnya ditimbang kertas filter. Terrein diisolasi setelah 21 hari inkubasi dari kaldu dengan mengekstraksi dengan etil sementara asetat, yang santon diisolasi dari miselium bubuk kering menggunakan ekstraksi metode soxhlet dengan petroleum eter dan miselium akhirnya diekstraksi metanol untuk mengisolasi manitol seperti dilansir Kamal dkk., (1970).

1.3 Aspergillus variecolor dalam Kehidupan Manusia
Aspergillus variecolor merupakan jamur jenis mold ( kapang ) yaitu black mold. Aspergillus variecolor  berasal dari genus Aspergillus. Dikatakan bahwa patulin adalah molekul dengan sifat sitostatik, antibiotik dan anti jamur, tetapi toksisitas menghalangi penggunaan terapeutiknya. Strain yang memproduksi patulin tersebut telah ditemukan pada genus Aspergillus, Byssochlamys, Gymnoascus, Paecilomyces, Penicillium ( sumber ). Jadi Aspergillus variecolor memiliki fungsi patulin yaitu sitostatik, antibiotik dan anti jamur. Pada penelitian lain, juga ditemukan hal yang sama dan disebutkan bahwa produk alami dari jamur yag tidak biasa telah diisolasi dari strain jamur Aspergillus variecolor dan telah terbukti memiliki efek sitotoksik sederhana (sumber).
Sitostatik
Sitostatik adalah zat-zat yang menghambat pertumbuhan sel. Pada penggunaan terapi, sitostatik digunakan untuk pengobatan tumor. Tujuannya adalah mencapai remisi tumor yang sesempurna mungkin, paling tidak suatu reduksi yang semaksimal mungkin. Sitostatik diberikan bersama kemoterapi adjuvan yang mungkin dilaksanakan setelah suatu operasi. Semua sitostatik mempunyai kesamaan, yakni menyerang siklus sel sehingga menghambat pertumbuhan sel. Dalam hal ini efeknya spesifik terhadap fase, yang berarti bahwa hanya sel-sel yang berada pada fase peka di siklusnya yang akan dirusak. Dari hal tersebut disimpulkan bahwa hanya dapat terjadi suatu reduksi sel. Walaupun sitostatik lebih toksik terhadap sel malignan dibandingkan terhadap sel-sel normal, efek sitostatisnya tidak tumorselektif, artinya sebanding dengan kepekaannya semua sel tubuh yang sehat ikut terkena. Terutama sel-sel tubuh yang tingkat poliferasinya tinggi ( mukosa usus, kulit, rambut, sel-sel kelamin, system hematopoetik, jaringan embrional dan petal ) yang mengalami perusakan hebat. Semua sitostatik potensial mutagen dan karsinogen. Klasifikasi sitostatik yaitu zat-zat penghambat mitosis, alkilator, antimetabolit, antibiotik yang bekerja sitostatis serat hormon dan antagonis hormon.
Sifat Sitostatik pada Aspergillus variecolor
Seperti yang telah dijelaskan di awal, Aspergillus variecolor mempunyai beberapa fungsi yaitu sitostatik, antibiotik dan antifungi. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli dapat dikatakan bahwa Aspergillus variecolor merupakan antibiotik yang bekerja secara sitostatik.
Wang et all mengemukakan dua senyawa kuinon jenis baru, variecolorquinones A (1) dan B (2) bersama-sama dengan sebelas senyawa terkait dikenal dengan 3-13 telah diisolasi dari metabolit yang dihasilkan oleh strain jamur bakteri halotoleran Aspergillus variecolor B-17. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa metabolit yang dihasilkan dari jamur ini salah satunya dapat berfungsi selektif untuk menghambat perkembangan sel A-549 , menghambat proliferasi sel P388 dan HL-60. Dimana sel-sel ini merupakan pengkodean untuk sel-sel kanker. Jadi metabolit yang dihasilkan oleh jamur ini salah satunya memiliki kegunaan sitotoksis atau sitostatik.
Di tahun yang berbeda, Kuttruf et all mengungkapkan produk alami dari jamur yag tidak biasa telah diisolasi dari strain jamur Aspergillus variecolor dan telah terbukti memiliki efek sitotoksik sederhana. Dari dua penelitian ini, menunjukkan adanya keuntungan yang diberikan oleh jamur Aspergillus variecolor. Namun dari keuntungan ini juga ada kerugiannya.

1.3.1 Keuntungan Aspergillus variecolor
Dari penjelasan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa Aspergillus variecolor memberikan keuntungan yang sangat bermanfaat bagi manusia yaitu sebagai suatu jamur yang dapat menghasilkan senyawa sitostatik atau lebih dikenal dengan sitotoksik. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti dengan mengisolasi metabolit-metabolit yang dihasilkan oleh jamur tersebut. Dan didapatkanlah senyawa yang bersifat sitostatik tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada jurna ( sumber )

1.3.2 Kerugian Aspergillus variecolor
Aspergillus variecolor mampu menghasilkan senyawa yang bersifat sitostatik. Selain memiliki keuntungan yang sangat bermanfaat, senyawa ini juga mempunyai kerugian yang perlu mendapat perhatian khusus. Senyawa yang bersifat sitostatik itu tidak bekerja secara tumorselektif. Ini artinya sel-sel yang sehat juga terkena efeknya. Jadi sitostatik potensial mutagen dan karsinogen



























Biodata Kelompok
1.      Nama               : Ni Putu Pertiwi
NIM                : 112210101029
Email               : tiwi.adj@gmail.com
Nomor HP       : 083119856719

2.      Nama               : Dessy Pradesyawati
NIM                : 112210101030
Email               : Onelovsaiiq@gmail.com
Nomor hp        : 085745553093

3.      Nama               : Moh. Sulthon Habibi
NIM                : 112210101031
Email               : habibifarmasi@gmail.com
Nomor HP       : 08980467164

4.      Nama               : Imamah Listiya A.
NIM                : 112210101032
Email               : imamahlistiya@gmail.com
Nomor HP       : 08563575558

5.      Nama               : Yeni Nur Cahyani
NIM                : 112210101033
Email               : yeninurcahyani33@gmail.com
Nomor HP       : 085238378989





LAMPIRAN

Aspergillus Variecolor

HUT-2109
Aspergillus variecolor


Struktur Formula dari Aspergillus variecolor


Aspergillus di lihat dengan menggunakan mikroskop elektron, terlihat konidiospora dengan spora yang dihasilkan