Sabtu, 10 Desember 2016

Mengenal Radikal Bebas

Mengenal Radikal Bebas

Oksigen merupakan atom yang sangat reaktif sehingga mampu menjadi
bagian dari molekul yang berpotensi menyebabkan kerusakan yang biasa disebut radikal bebas. Radikal bebas dapat menyerang sel-sel tubuh yang sehat, akibatnya sel-sel tersebut kehilangan struktur dan fungsinya (Percival, 1998). Radikal bebas adalah molekul dengan elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat tidak stabil dan bereaksi cepat dengan senyawa lain serta berusaha menangkap elektron untuk memperoleh stabilitas (Sarma et al., 2010). Secara teoritis, radikal bebas dapat terbentuk bila terjadi pemisahan ikatan kovalen. Radikal bebas dianggap berbahaya karena sangat reaktif dalam upaya mendapatkan pasangan elektronnya dan dapat
terbentuk radikal bebas baru dari atom atau molekul yang elektronnya terambil untuk berpasangan dengan radikal bebas sebelumnya. Oleh karena sifatnya yang sangat reaktif dan gerakannya yang tidak beraturan, maka apabila terjadi di dalam tubuh makhluk hidup akan menimbulkan kerusakan di berbagai bagian sel (Muhilal, 1991).
Oksigen yang sangat reaktif dan oksidasi dari protein, lemak, dan unsur lain
dalam tubuh akan menghasilkan radikal bebas ini. Selain itu, radikal bebas juga
disebabkan oleh pengaruh lingkungan seperti produk samping dari industri plastik, ozon atmosfer, asap knalpot kendaraan, dan asap rokok. Kerusakan sel akibat radikal bebas tampaknya menjadi kontributor utama terjadi penuaan dan berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung, katarak, penurunan sistem kekebalan
tubuh, dan disfungsi otak (Percival, 1998 ; Tambayong, 2000). Pembentukan radikal bebas dikendalikan secara alami oleh berbagai senyawa bermanfaat yang dikenal sebagai antioksidan. Apabila ketersediaan antioksidan terbatas, maka kerusakan ini dapat menjadi akumulatif dan melemahkan fungsi sel-sel tubuh. Pada serangan awal, radikal bebas dapat dinetralkan tetapi radikal bebas lain yang terbentuk dalam proses dapat menyebabkan terjadinya reaksi berantai (Percival, 1998).

Sumber :

Percival, M. 1998. Antioxidants. Clinical Nutrition Insights, 31 : 1-4.

Tambayong, J. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Muhilal. 1991. Teori radikal bebas dalam gizi dan kedokteran. Cermin Dunia
Kedokteran, 73 : 9-11.

Sarma, A. D., Mallick, A. R., & Ghosh, A. K. 2010. Free Radicals and Their Role in
Different Clinical Conditions: An Overview. International Journal of Pharma
Sciences and Researc, 3 : 185-192.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar