VIROLOGI
Virologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang virus, mikroorganisme yang dapat membahayakan sebagai
agen penyebab penyakit seperti influenza dan Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Namun di sisi lain virus juga memiliki kegunaan positif dalam
kedokteran, yang digunakan dalam imunisasi dan juga dalam memberikan gen baru
ke dalam genom suatu organisme untuk efek yang berguna.
Virus adalah organisme subselular yang karena
ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron.Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat
disaring dengan penyaring bakteri.Berdiameter 20-30 nm.Genom hanya terdiri dari
satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA).Unit infektif di sebut virion.Virus
hanya aktif di dalam sel sedangkan di luar sel virus tidak aktif.Virologi dapat
dianggap sebagai wilayah mikrobiologi, mencakup semua aspek virus, dari
evolusi, struktur, siklus hidup, dan fungsi terhadap penyakit yang disebabkan
oleh virus dan pertahanan inang terhadapnya.
Susunan virus
Virus
terdiri dari :
Ø Kepala,
bentuk persegi delapan yang di dalamnya mengandung materi genetik (asam
nukleat) virus (DNA/RNA)
Ø Ekor,
merupakan selubung memanjang (tubus), berfungsi sebagai alat penginfeksi
Ø Serabut
ekor, merupakan serabut yang tumbuh dibagian ujung ekor. Berfungsi sebagai
penerima rangsang (reseptor).
Bagian kepala dan ekor virus
diselubungi oleh kapsid.Kapsid tersusun atas unit-unit kecil yang disebut
kapsomer.Kapsomer ini terdiri atas sejumlah protein ukuran kecil yang dinamakan
protomer.Nukleokapsid (asam nukleat dan kapsid) beberapa virus ada yang
dilapisi pembungkus yang disebut selubung/kulit (envelope) yang dapat terdiri
atas lipoprotein atau glikoprotein.Pada beberapa virus selubung/kulit ini
mempunyai bentukan seperti duri yang disebut spike. Duri ini dapat digunakan
sebagai ciri untuk keperluan identifikasi .
Dasar Klasifikasi Virus
Sifat
dasar yang digunakan dalam klasifikasi virus adalah :
1.
Jenis asam nukleat, DNA atau RNA; beruntai tunggal atau ganda
2.
Ukuran dan morfologi, termasuk tipe simetris, jumlah kapsomer dan dan adanya
selaput
(envelope)
3.
Adanya enzim-enzim spesifik terutama polimerase RNA dan DNA yang penting dalam
proses
replikasi gen, dan neurominidase yang penting untuk pelepasan partikel virus
tertentu
(misal influenza) dari sel-sel yang membentuknya
4
.Kepekaan terhadap zat kimia dan keadaan fisik, terutama eter
5.
Sifat-sifat imunologik
6.
Cara-cara penyebaran alamiah
7.
Patologi
8.Gejala-gejala
yang ditimbulkannya
9.
Inang, jaringan dan tropisme sel
10.simptomatologi
11.Antropoda
(Penularan virus melalui serangga)
Klasifikasi Virus
Klasifikasi
virus dapat dibedakan berdasarkan asam nukleatnya yaitu :
1. Virus
DNA
Sebuah
virus DNA adalah virus yang memiliki DNA sebagai materi genetik dan bergantung
pada DNA untuk mereplika diri, menggunakan DNA polimerase sebagai
DNA-dependent.Asam nukleat yang dimiliki biasanya DNA beruntai ganda (dsDNA /
double stranted-DNA) tetapi bisa juga DNA beruntai tunggal (ssDNA / single
stranted-DNA).
Klasifikasi
virus DNA terdiri dari :
·
Bentuk kapsid
·
Ada tidaknya selubung
(envelop) dari virion
·
Tahan tidaknya terhadap
eter
·
Tempat berlangsungnya
replikasi virus di dlam sel yang terinfeksi virus
·
Diameter virus
Contoh virus DNA adalah
Parvoviridae, Papovaviridae (plyoma,
pappiloma, simian vacuolating virus), Adenoviridae, Iridoviridae,
Herpetoviridae (herpes simpleks, varicella, ebsteinbarr, CMV), Poxivirus
(variola), Hepadnavirus.
2. Virus
RNA
Virus
RNA adalah virus yang memiliki RNA (asam ribonukleat) sebagai materi
genetik.Asam nukleat yang dimiliki biasanya RNA beruntai tunggal (single
stranted RNA / ssRNA) tetapi mungkin RNA beruntai ganda (double stranded RNA /
dsRNA).
Contoh
virus RNA adalah Pikomavirus (poliovirus, echovirus, coxsaki virus, rhinovirus,
Kalisivirus, Reovirirdae, Retrovirus, Togavirus, Falvivirus, Arenavirus,
Koronavirus, Rabdoviridae (rabies), Retrovirus, Bunyavirus, Ortomiksovirus (influenza), Paramiksovirus,
Rabdovirus.
Replikasi Virus
Virus memperbanyak dirinya dengan cara
replikasi. Replikasi virus secara umum dilakukan melalui beberapa tahap yaitu
pelekatan pada sel inang; masuknya asam nukleat virus ke inang kemudian
mengambil alih metabolisme sel inang terutama segi sintesis protein. Di dalam
sel inang akan dibentuk kapsid-kapsid baru kemudian keluar dari sel inang
dengan enzim khusus. Jenis replikasi virus beragam, ada jenis replikasi yang
menyerang bakteri (bakteriofage), jenis replikasi yang menyerang hewan, dan jenis
replikasi yang menyerang tumbuhan.Pada bakteriofage tipe replikasinya terdiri
dari daur litik dan daur lisogenik.Pada daur litik, replikasi virus diakhiri
dengan lisisnya (pecahnya) membran sel bakteri; sedangkan pada daur lisogenik,
lisis membran tidak terjadi.
a.
Daur
Litik
1) Fase Adsorbsi (penempelan)
Pada fase ini ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel
bakteri.Setelah menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur)
sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti
virus.
2) Fase Injeksi (pemasukkan inti virus)
Setelah terbentuk lubang pada sel
bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri.
Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.
3) Fase Sintesis (pembentukan)
Pada fase ini DNA virus akan
mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga
terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu
disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali
DNA virus.
4) Fase Asembelin (perakitan )
Pada bagian ini Bagian-bagian virus
yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah
virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
5) Fase Litik (pemecahan sel inang )
Setelah perakitan selesai, maka
virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya
virus akan mencari inang baru.
b.
Daur
Lisogenik
Pada daur ini membran plasma tidak mengalami lisis,tetapi
setelah daur ini selesai dilanjutkan lagi ke daur litik.Daur ini terdapat
beberapa fase yakni ;
1. Fase penggabungan : Pada fase ini
DNA Virus menysusp ke DNA bakteri dan memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus
menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain,
di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus.
2. Fase Pembelahan : Setelah menyisip
DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi untuk
melakukan pembelahan.
Fase Sintesis : yaitu fase DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian virus.
Fase Sintesis : yaitu fase DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian virus.
3. Fase Perakitan : Setelah virus
membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan membentuk
virus baru.
4. Fase Litik : Setelah perakitan
selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan
mencari inang baru.
Penyebaran virus dan Tropisme
Setelah
replikasi, virus menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah atau getah
bening dan sel saraf.Beradanya virus dalam aliran darah disebut viremia.
Cedera Sel
Cedera sel terjadi apabila suatu sel
tidak lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan.Hal ini dapat terjadi bila
rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu berat.Sel dapat pulih dari cedera
atau mati bergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cedera.
Hipoksia (kekurangan oksigen),
infeksi mikroorganisme, suhu yang berlebihan, trauma fisik, radiasi, dan
terpajan oleh radikal bebas semuanya menyebabkan cedera sel. Apabila suatu sel
mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran,
bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan sifat transportasinya.
Penyebab penyakit karena kerusakan jaringan
atau perubahan fisiologis.Kerusakan sel epitel usus lebih cepat membaik
daripada sel otak.Efek fisiologik karena kerusakan non letal fungsi khusus
sehingga hilangnya produksi hormone.Penyakit klinik akibat dari rangkaian yang
kompleks dan banyak faktor yang terlibat.
Perubahan-perubahan sel
1.
Cytopathic effect (CPE) : gangguan sintesis RNA dan protein inang.
2.
Cell fusion : fusi dari sel-sel akibat hilangnya
batas-batas sel-sel raksasa
dengan banyak inti.
3.
Inclusion body : kumpulan virion atau bagian virus yang
ada dalam inti.
4.
Transformasi :virus onkogenik dapat merangsang sel-sel
maligana
(transformercell yaitu penyimpangan kromoson dan
perubahan membrane permukaan sel).
Mutasi virus
1.
Mutasi spontan : perubahan replikasi dari viral genome
2.
Mutasi balik : sifat mutan berbalik ke sifat asli strain liar virus
(wild strain)
3.
Mutasi virulensi : dipengaruhi kultivasi virus
4.
Adaptasi : pengaruh dari kultur pada jaringan
Pengobatan dan pencegahan
1.
Kemoterapi : penggunaan obat-obaant zat kimia yang digunakan untuk memperlambat
penyebaran atau bahkan membunuh sel kanker.
2.
Thiosemicarbonbazone : per oral, cacar, menghanbat translasi virus.
3.
Amantadine (symmetrel) : dengan cara menghambat penembusan virus untuk
beberapa strain influenza.
4.
Iododeoksiuridin (stoxil, IUdR, idoxuridine) : menghanbat sintesis asam
nukleat virus untuk infeksi korne oleh virus herpes simpleks tipe 1.
5.
Arabinosil : menghambat sintesis asam nukleat, untuk herpes dan vaccinia
6.
Asikloguaosin (acyclovir, zovirax) : anti herpes manghambat kegiatan DNA
polymerase virus.
Imunisasi / Vaksinasi
Imunisasi adalah pemberian vaksin
kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu.Imunisasi
merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan kekebalan tubuh
seseorang.imunisasi ada tiga macam yaitu imunisasi aktif, imunisasi pasif, dan
netralisasi.
1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian
kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk
merangsang tubuh memproduksi antibodi.Antibodi adalah zat anti yang terbentuk
ketika antigen (kuman) masuk ke dalam tubuh. Pertama kali antigen masuk ke
dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat antibodi. Pada umumnya,
reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat karena tubuh
belum mempunyai pengalaman.Tetapi pada reaksi kedua, ketiga dan seterusnya,
tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen sehingga pembentukan
antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak.Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak.
2. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikan
sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya
adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di mana
bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah
plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.
3. Netralisasi
Virus dikerjakan dengan imunoglobin
spesifik, tanpa perlu memberikan antibody yang berlebihan terhadap virion.Satu
antibody dapat menetralisir satu satu partikel virus. Virion yang sudah
dinetralkan tidak dapat menembus sel tuan rumah, sehingga tidak akn terjadi
infeksi.
Vaksinasi adalah imunisasi aktif
secara buatan, yaitu sengaja memberikan
antigen yang diperoleh dari agen menular pada ternak
sehingga tanggap kebal dapat
ditingkatkan dan tercapai resistensi terhadap agen
menular tersebut.
Interferon
Interferon dalam tubuh manusia
terjadi berdasarkan jenis sel terinfeksi bukan berdasarkan virus
penginfeksi.Tahan asam.Dihasilkan oleh sel hidup bila terjadi infeksi virus
atau rangsangan (fungi mikrofaga RNA helein dan statalon), hemaphylus,
endotoksin, riketsia, asam poliriboinosinat-asam opliribositidlat.
Klasifikasi interferon dibagi menjadi 3
berdasarkan sifat antigenik yaitu :
1.
Interferon-
Merupakan suatu produk leukosit
(nama klasik :luecocyte interferon).
Interferon-
manusia paling sedikit mempunyai lima
perbedaan meskipun homolog dan strukturnya sama. Sedikitnya ada 13 gen bebas
pada interferon-
.
Bertempat di kromoson 9 sel manusia.Gen-gen tidak mempunyai intron.Selain itu
diketahui adanya 6 pseugenes.
2.
Interferon-β
Pada mulanya penemuannya merupakan produk fibroblastyang terinferksi virus sehingga dinamakan fibroblast interferon. Strukturnya mirip
dengan interferon-
dan memiliki reseptor yang sama. Perbedaan
yang nyata dengan interferon-
adalah gen-gen, host cell range, kurva dosis
respond dan aksi sistolik terhadap sel. Sama seperti interferon-
, gen
interferon-β tidak mempunyai intron dan posisinya terletak pada kromoson 2,5,
dan 9.
3.
Interferon-
Disebut juga immune interferon.Berbeda dengan
interferon-
dan β, interferon-
labil pada pH 2 dan sifatnya menunjukkan bukan
saja sebagai aniviral tetapi juga sebagai antiselular (antitumor).Kedua sifat
ini berhubungan erat dengan respon imun. Gen interferon-
hanya sedikit homolog dengan interferon-
dan β. Mempunyai 3 intron, dan posisisnya pada
kromoson 12.
Daya kerja dipengaruhi oleh :
1. Protein
reseptor untuk molekul yang terangsang interferon.
2. Interferon
sendiri
3. Protein
penghambat sintesis interferon
4. Endonukluease
5. Proteinkinase
Daftar
Pustaka
http://organisasi.org/jenis-macam-daur-infeksi-virus-litik-lisogenik-contoh-virus-pada-hewan-dan-tumbuhan
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2069561-pengantar-virologi/#ixzz1vnlNDLap
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2069561-pengantar-virologi/#ixzz1vnlNDLap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar